Tinggi –
Wendriaty Laune Mangole (34) menempuh jarak 100 km dari desanya di Banada menuju Melonguan, Kabupaten Kepulauan Talau. Ia datang ke ibu kota Kabupaten Kepulauan Tallwood untuk menghadiri temu alumni yang diselenggarakan pelaksanaan program kartu prakerja.
Acara ini diikuti total 30 peserta, termasuk Vendriati. Baik alumni maupun masyarakat, mereka telah menikmati manfaat pelatihan melalui program prajabatan. Vendriaty merupakan partai prakerja ke-15 pada tahun 2021.
Ellie Engelbert Lasut kepada Bupati Kepulauan Tallwood, Johannes B., Sekretaris Daerah Wilayah Kepulauan Tallwood Kamagi, pegawai Forkopimda Wilayah Kepulauan Tallwood dan direktur eksekutif Pengelolaan Kartu Prakerja. Program Denny Puspa Purbasari bercerita kepada Vendriaty tentang mengikuti program prakerja.
Vendriati mengaku awalnya tertarik belajar sebelum bekerja karena ingin mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Ia tidak mengetahui bahwa sisa uang sekolah yang diberikan pemerintah tidak dapat dibayarkan.
“Awalnya saya ikut Prakeria hanya karena iseng saja karena saya melihat ada uang di Google. Saya pikir kalau saya menyelesaikannya, saya bisa menghasilkan uang.
Setelah mengetahui keseimbangan pelatihan tidak dapat dipulihkan, Vendriati memanfaatkannya untuk mengikuti beberapa kursus pelatihan online, yaitu belajar bahasa Mandarin dasar, dan pelatihan bartending untuk mixology kopi. Terakhir, ia mengikuti kelas pelatihan Microsoft Excel sebagai persiapan berburu kerja setelah menyelesaikan gelar masternya di kampus Surabaya.
Setelah mengikuti pelatihan Microsoft Excel, ia bisa mendapatkan pekerjaan sebagai petugas administrasi di SMA Negeri 2 Gemeh dengan status pekerjaan sebagai pegawai harian pemerintah provinsi Sulawesi Utara.
“Karena aku masih pengangguran (setelah kuliah). Aku juga istri militer, jadi awalnya suamiku tidak memberiku pekerjaan,” ujarnya kepada Detikcom di acara yang sama.
Meski tak lagi menganggur, proses perekrutan Vendriati tidak berjalan mulus. Selain masalah teknis seperti hilang sinyal, ia harus menyamar terlebih dahulu karena suaminya tidak mengizinkannya bekerja.
“Di desa ini lampunya tidak menyala, listriknya tidak ada. Hanya saja di sini kadang mati lampu dan menyala pada sore hari,” kata Vendriati.
Untuk melanjutkan pelatihan daring, Vendriati terkadang berangkat ke Kodim 1312/Talaud bersama suaminya untuk mendapatkan koneksi internet yang lancar. Terkadang ia juga mengajak suaminya berbelanja ke distrik Beo yang internetnya lebih mudah. Tentu saja, dia tidak memberi tahu suaminya bahwa dia benar-benar akan mengikuti pelatihan online.
Namun, Vendriaty adalah wanita yang gigih. Berbekal tekad untuk membahagiakan dan banggakan orangtuanya, ia bertekad mempertaruhkan dirinya sendiri. Akhirnya, suaminya membantunya dalam pekerjaan itu.
“Motivasinya hanya untuk membanggakan orang tuaku. Lalu aku ingin membuktikan kepada suamiku bahwa aku bisa. Aku ingin hati kecilku bekerja sendiri, punya penghasilan sendiri agar aku bisa memberi secara cuma-cuma. Itu untuk orang tuaku, “ucapnya sambil menangis.
“Kalau gaji laki-laki, kami perempuan, laki-laki tidak marah, laki-laki baik, tapi kami tidak mau memberikannya kepada orang tua,” ujarnya.
Bahkan, setelah berhasil mendapatkan pekerjaan, Vendriaty berencana melanjutkan studi doktoralnya di India. Ia diajak mempelajari sejarah dan asal muasal Desa Banada yang konon merupakan desa tertua dan nama Bumi Porodisa yang dijuluki Kabupaten Kepulauan Jarahan.
Menjadi bendahara desa berkat Prakerya
Virasto Thanyathan (31) pun merasakan manfaat belajar dari program Kartu Prakerja. Meski tidak lulus kuliah, ia kini bekerja sebagai bendahara desa. Meski awalnya mendapat stigma buruk di keluarganya, namun ia membuktikan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.
Saya pernah SMA di Manado. Hobi saya main game, PS, sewa warnet, saya tidak tahu game apa, lalu itu begini. Pasang laptop dan posting. “Jadi adikku marah dengan pekerjaanku, kalau kamu model seperti ini, kamu buang-buang uang orang tuamu,” ujarnya.
Namun, ia pertama kali mempelajari keterampilan dasar Microsoft Excel dari kakak laki-lakinya. Bahkan, ia kini mengajari kakaknya belajar Microsoft Excel secara online.
Kebetulan dia lulusan D4 Politeknik Manado. Perlahan-lahan dia mengajari saya Excel. Saya diajari rumus-rumus seperti SUM, IF, dll. Dari situlah saya mulai belajar,” jelas Wirasto. .
Virasto merupakan lulusan angkatan 6 tahun 2020. Beliau pernah mengikuti pelatihan online Microsoft Excel khususnya penggunaan rumus pivot dan makro. Seperti Vendriaty, Virasto awalnya mengikuti pelatihan pra kerja karena tertarik menerima insentif. Namun kemudian ia tertarik mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya sebagai sarana mencari pekerjaan yang lebih baik.
“Jadi pengalaman saya tinggal di kampung istri saya dengan dasar-dasar kuliah belum berakhir, tentu saja mencari pekerjaan itu sulit. Jadi saya beradaptasi. Saya juga ditawari untuk belajar di sekolah teman saya, SMA Pinarangin Niampak, tapi sekarang malah kata SMA Negeri 2 BEO Virasto milik negara.
Virasto saat ini beroperasi di 6 desa lagi. Kemampuannya dalam bekerja dengan MS Excel diakui oleh pemerintah di desanya bahkan di desa lain. Mereka bahkan tidak mengizinkannya mengundurkan diri sebagai bendahara kota.
“Ngomong-ngomong, sejak tahun 2016 saya belajar MS Excel sedikit demi sedikit, dan di tahun 2020 dengan pengalaman sebelum kerja, ilmu saya bertambah, ilmu saya bertambah. Di sini semakin bertambah dan bertambah, jadi sampai sekarang, Desa mengizinkan saya menjadi operator, tidak mengizinkan,” jelasnya.
“Sampai hari ini saya operator desa di 6 desa. (Gajinya) 1 desa Rp 1 juta, jadi naik. Kalau di Nyampak Utara, gaji saya Rp 1,8 juta. Lalu Rp 1 juta di 6 desa,” (Jadi ) Rp 6 juta. Jadi (total gajinya) Rp 7,8 juta,” tambah Virasto.
Pemerintah lokal
Sementara itu, Bupati Kepulauan Talaud Ali Engelbert Lasut mengatakan generasi muda di wilayahnya kesulitan mengakses kursus, baik dari segi fasilitas maupun pendanaan. Dengan program prakerja, mereka juga bisa mendapatkan pelatihan gratis dan meningkatkan keterampilan.
“Tentunya tujuan prakerja ini untuk meningkatkan keterampilan para pencari kerja, dan membuahkan hasil. Ini kemenangan Kabupaten Talaud. Kabupaten Talaud banyak generasi muda yang bisa mengikuti kursus…tapi ada yang tidak bisa karena kondisi keuangan, dan sebagainya,” kata Ali.
“Jadi prakerja terjawab semua, kita bisa cari kursusnya, update dengan beasiswa di kartu prakerja, jadi sangat bermanfaat,” tutupnya.
Perlu diketahui, Kabupaten Kepulauan Talau merupakan salah satu wilayah perbatasan yang dekat dengan Filipina. Pendaftaran pra-kerja di kabupaten ini adalah 3.074 pada tahun 2020-2022. “Tonton video Jokowi lulusan prakerja padahal sudah tak jadi presiden lagi'” (prf/ega)